Sakit Hati? Inilah Kiat Untuk Mengatasinya!
Sahabat Ummi, yang namanya sakit hati itu suatu sikap yang sama sekali tidak pernah kita undang kehadirannya. Tiba-tiba saja ia hadir dan sangat menohok perasaan. Orang yang tengah sakit hati tentu diliputi berkecamuk perasaan: marah, galau, sedih luar biasa dan bisa berakhir dengan dendam.
Jangan dianggap remeh orang yang sedang mengalami sakit hati, jika tidak bisa mengelolanya, maka yang akan terjadi untuk dirinya sendiri adalah depresi, galau bahkan bisa menderita penyakit kejiwaan. Bagi orang lain yang dianggap sebagai biang sakit hati, hal ini lebih berbahaya, bisa jadi celaka, karena orang yang sudah menderita karena hatinya tengah terluka sudah tidak lagi mengindahkan nalar. Yang dulunya Penakut menjadi pemberani, yang dianggap pencundang bisa mengeluarkan kemampuan tersembunyi, hingga tak jarang bisa melukai bahkan menjadi pembunuh! Na’udzubillah…
Sakit hati dianggap hal yang sangat mengganggu perasaan seseorang, selain dengan datangnya musibah, menjadikan kemampuan seseorang dalam menata hati dan emosi menjadi tak efektif. Memang seringkali hidup di dunia ini bersinggungan dengan banyak orang yang berbeda karakternya, harus tahan mental. Ada yang culas dan bicara selalu menyakitkan hati. Ada pula yang sebaliknya, dari mulutnya selalu keluar mutiara hikmah yang menenteramkan hati.
Alquran menjelaskan bahwa tidak boleh saling membalas perlakuan buruk dengan yang buruk. Lebih baik menahan diri dan memaafkan.
“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi , jika kamu bersabar ,sesungguhnya itu lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)
Memang membalas sakit hati itu adalah keinginan lumrah dan manusiawi. Namun, bila seorang hamba bisa menahan diri dan malah berbesar hati memaafkannya, maka hal ini adalah perbuatan terbaik untuk mengantisipasi sakit hati.
Ada 3 sikap yang harus dilakukan sebagai sarana mengobati sakit hati:
1.Kita harus mulai memilah dan menanamkan dalam hati bahwa perlakuan menyakiti hati seseorang adalah suatu kesalahan.
Mungkin suatu saat kita pernah melakukan hal serupa dengan itu. Sehingga bila hal itu selalu terjadi, tak ada kata maaf dan hanya berpikiran melakukan hal yang serupa.
Jika sudah demikian, kerukunan warga gampang sekali terkoyak dan tersulut amarah, gara-gara sakit hati salah seorang warga kampung satu dengan kampung lainnya. Seperti dua etnis bentrok gara-gara sakit hati mengakibatkan puluhan rumah dibakar. Sakit hati akan terhenti saat masing-masing pihak saling memaafkan.
2.Tidak membalas perlakuan buruk dengan perlakuan sama, atau bahkan lebih buruk dari itu
Menahan diri memang mudah dikatakan, namun sangat sulit bila dilakukan. Masalah hati yang terluka bukan masalah kecil. Apalagi kecenderungan manusia yang merasa puas jika telah membalas perlakuan buruk untuk menghapus sakit hati.
Namun, sifat balas dendam itu turun menurun. Hampir tak ada kata lega setelah seseorang membalaskan sakit hatinya, yang ada hanya perasaan kemarahan abadi. Sering kali malah diturunkan pada anak keturunan masing-masing yang berseteru. Bila ada salah satu pihak lapang dada mau memaafkan, efeknya akan luar biasa.
3.Memperbanyak zikir
Mengapa harus zikir? Seluruh obat penyakit hati bila dibasuh dengan zikir secara rutin setiap saat, akan berpengaruh positif pada akal dan kesehatan jiwa. Ia mampu mengendalikan dirinya untuk bisa menahan segala emosi dengan lebih baik daripada seseorang yang mulutnya jarang menyebut asma Allah.
“Tidak sekelompok orang duduk dan berzikir pada Allah, melainkan mereka akan dikelilingi para malaikat, mendapatkan limpahan rahmat, diberikan ketenangan hati, dan Allah akan memuji mereka pada orang yang ada didekatnya.” (HR. Muslim)
Untuk itu sahabat ummi, kemampuan pengelolaan hati memang sedari sekarang harus dimulai. Belajarlah pada Ayat-ayat-Nya, jika memang belajar bersabar adalah salah satu hal yang selalu ditekankan dimanapun berada, selain ketiga kiat diatas maka InsyaAllah kita menjadi pemenang dalam kehidupan.
Referensi:
-Al-Mishri Mahmud. 2010. Selamat Tinggal Kesedihan. Solo: Pustaka Arafah.
-Candra Nila Murti Dewojati, Ayat-ayat Tolak Derita, GPU, Jakarta 2013
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan, diantaranya “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar, Istri Bahagia, Ayat-ayat Tolak Derita dan masih banyak lainnya , sekitar 15 antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalamcandranilamurti@gmail.com, atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih wanita yang digawanginya.
Jangan dianggap remeh orang yang sedang mengalami sakit hati, jika tidak bisa mengelolanya, maka yang akan terjadi untuk dirinya sendiri adalah depresi, galau bahkan bisa menderita penyakit kejiwaan. Bagi orang lain yang dianggap sebagai biang sakit hati, hal ini lebih berbahaya, bisa jadi celaka, karena orang yang sudah menderita karena hatinya tengah terluka sudah tidak lagi mengindahkan nalar. Yang dulunya Penakut menjadi pemberani, yang dianggap pencundang bisa mengeluarkan kemampuan tersembunyi, hingga tak jarang bisa melukai bahkan menjadi pembunuh! Na’udzubillah…
Sakit hati dianggap hal yang sangat mengganggu perasaan seseorang, selain dengan datangnya musibah, menjadikan kemampuan seseorang dalam menata hati dan emosi menjadi tak efektif. Memang seringkali hidup di dunia ini bersinggungan dengan banyak orang yang berbeda karakternya, harus tahan mental. Ada yang culas dan bicara selalu menyakitkan hati. Ada pula yang sebaliknya, dari mulutnya selalu keluar mutiara hikmah yang menenteramkan hati.
Alquran menjelaskan bahwa tidak boleh saling membalas perlakuan buruk dengan yang buruk. Lebih baik menahan diri dan memaafkan.
“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi , jika kamu bersabar ,sesungguhnya itu lebih baik bagi orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)
Memang membalas sakit hati itu adalah keinginan lumrah dan manusiawi. Namun, bila seorang hamba bisa menahan diri dan malah berbesar hati memaafkannya, maka hal ini adalah perbuatan terbaik untuk mengantisipasi sakit hati.
Ada 3 sikap yang harus dilakukan sebagai sarana mengobati sakit hati:
1.Kita harus mulai memilah dan menanamkan dalam hati bahwa perlakuan menyakiti hati seseorang adalah suatu kesalahan.
Mungkin suatu saat kita pernah melakukan hal serupa dengan itu. Sehingga bila hal itu selalu terjadi, tak ada kata maaf dan hanya berpikiran melakukan hal yang serupa.
Jika sudah demikian, kerukunan warga gampang sekali terkoyak dan tersulut amarah, gara-gara sakit hati salah seorang warga kampung satu dengan kampung lainnya. Seperti dua etnis bentrok gara-gara sakit hati mengakibatkan puluhan rumah dibakar. Sakit hati akan terhenti saat masing-masing pihak saling memaafkan.
2.Tidak membalas perlakuan buruk dengan perlakuan sama, atau bahkan lebih buruk dari itu
Menahan diri memang mudah dikatakan, namun sangat sulit bila dilakukan. Masalah hati yang terluka bukan masalah kecil. Apalagi kecenderungan manusia yang merasa puas jika telah membalas perlakuan buruk untuk menghapus sakit hati.
Namun, sifat balas dendam itu turun menurun. Hampir tak ada kata lega setelah seseorang membalaskan sakit hatinya, yang ada hanya perasaan kemarahan abadi. Sering kali malah diturunkan pada anak keturunan masing-masing yang berseteru. Bila ada salah satu pihak lapang dada mau memaafkan, efeknya akan luar biasa.
3.Memperbanyak zikir
Mengapa harus zikir? Seluruh obat penyakit hati bila dibasuh dengan zikir secara rutin setiap saat, akan berpengaruh positif pada akal dan kesehatan jiwa. Ia mampu mengendalikan dirinya untuk bisa menahan segala emosi dengan lebih baik daripada seseorang yang mulutnya jarang menyebut asma Allah.
“Tidak sekelompok orang duduk dan berzikir pada Allah, melainkan mereka akan dikelilingi para malaikat, mendapatkan limpahan rahmat, diberikan ketenangan hati, dan Allah akan memuji mereka pada orang yang ada didekatnya.” (HR. Muslim)
Untuk itu sahabat ummi, kemampuan pengelolaan hati memang sedari sekarang harus dimulai. Belajarlah pada Ayat-ayat-Nya, jika memang belajar bersabar adalah salah satu hal yang selalu ditekankan dimanapun berada, selain ketiga kiat diatas maka InsyaAllah kita menjadi pemenang dalam kehidupan.
Referensi:
-Al-Mishri Mahmud. 2010. Selamat Tinggal Kesedihan. Solo: Pustaka Arafah.
-Candra Nila Murti Dewojati, Ayat-ayat Tolak Derita, GPU, Jakarta 2013
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan, diantaranya “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar, Istri Bahagia, Ayat-ayat Tolak Derita dan masih banyak lainnya , sekitar 15 antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalamcandranilamurti@gmail.com, atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih wanita yang digawanginya.
Artikel ini bermanfaat berbagi dengan sahabat Anda