Sabtu, 25 April 2015

Rasulullah Tak Menyukai Umatnya Bermuka Masam

Rasulullah Tak Menyukai Umatnya Bermuka Masam

Sample ImageSuatu hari saya berkunjung di rumah seseorang. Sebelum mengunjunginya ke rumahnya yang jaraknya 60 KM dari rumah saya, biasanya saya mulai menduga-duga, apa penerimaannya pada  saya;  ada dua hal, jika itu dalam keadaan normal, dia akan bermuka masam, seolah beban hidup, kemarahan, ketidaksukaan atau kesedihan selalu melekat padanya, nah jika saya beruntung dia akan terlihat sangat ceria, tersenyum dan tertawa terkekeh-kekeh.
Namun sayangnya, seringkali saya tak beruntung. Muka masam, bicara pendek-pendek seolah kehadiran saya yang jauh-jauh dari rumahnya itu tak penting atau mengganggu saja. Entahlah, jadinya  saya jadi tak terlalu suka untuk bersilaturahmi kerumahnya.
Padahal Rasulullah SAW telah mengajarkan umatnya hal yang paling sederhana, namun sangat berkesan dalam kehidupan. Karena hal ini akan memberikan kesenangan pada banyak orang, menyehatkan dan berpahala lagi. Ya, hanya bermuka manis dan tersenyum!
 “Sejak aku masuk Islam, Nabi tak pernah menghalangiku untuk menemuinya. Dan setiap kali berjumpa dengannya , beliau selalu tersenyum padaku.”(Riwayat Al-Bukhari).
Begitulah Jarir bin Abdillah ra, menyebutkan salah satu pribadi Rasulullah yang utama, tak pernah bermuka masam, dan selalu tersenyum. Rasulullah senantiasa berpesan agar umatnya selalu berwajah cerah dan tersenyum pada istrinya atau suaminya. Rasulullah bersabda,”Maukah aku beritahu kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki? Yaitu istri yang salehah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi istri akan menjaga harta suaminya dan keluarganya, dan Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istri-istrinya”.
Perkara tersenyum ini bukan hal yang mudah. Karena terkadang banyak orang yang bisa tersenyum dengan mudahnya dengan orang lain, namun ketika sampai dirumah, di keluarga, senyum seolah melenyap dan mahal. Padahal bila ditelusur saling tersenyum pada pasangan hidup membuat penerimaan cinta terhadap satu sama lain menjadi menyala. Tak akan pudar dalam kehangatan kasih sayang, menghapus segala prasangka buruk, juga dapat mendamaikan hati orang serumah. Dan seolah hanya dengan aktivitas tersenyum, seolah segala beban yang menumpuk bisa terkurangi, saling ikhlas diri dan membantu harmonisasi dalam keluarga.
Dengan tersenyum, ternyata secara psikologis dapat kurangi kegelisahan, dan berikan kesempatan untuk menyelesaikan segala masalah. Di dalam bahkan disebutkan sedekah yang paling mudah, murah dan ternyata  sangat besar memberi dampak pada kehidupan adalah tersenyum. “Senyumlah dihadapan saudaramu adalah sedekah bagimu” demikian hadis dari riwayat Tirmidzi.
Kesalahpahaman dan masalah yang membelit juga akan lebih mudah diselesaikan dengan senyuman. Abraham Lincoln pernah mengatakan, “Sebagian besar orang hampir sebagian yang mereka pikirkan”. Perkataan ini menegaskan bahwa apa yang kita pikirkan sebenarnya sangat mempengaruhi tindakan bahkan kualitas diri kita. Bila kita memiliki pikiran negatif terhadap seseorang, padahal sebenarnya orang itu tak seburuk yang kita pikirkan, maka seeringkali kita bertindak tidak adil terhadap orang itu, dan tentu tindakan kita bisa mengarah ke hal negatif. Dan bila itu terjadi pada pasangan hidup, bisa dibayangkan akan berdampak luas ke segala hal, menyeruak tanpa arah, bila tak cepat-cepat disadari atau diselesaikan dengan baik.
Untuk itu diharapkan bisa memutus rantai yang bermuatan negatif ini dengan tersenyum dengan tulus. Tersenyum juga memberi dampak positif, juga melancarkan dalam pergaulan dan membuka pintu rezeki. Dengan tersenyum diharapkan membimbing kita dalam suasana santai dan menyenangkan. Pikiran kita akan terdorong untuk memandang kemelut yang terjadi dari sisi yang positif dan menghindarkan diri dari stess.
Untuk itu tersenyumlah, karena itu tak pernah menjadi beban, bahkan meluruhkan beban, ada berjuta kebaikan yang tersimpan dalam senyuman itu. Seperti sabda Rasulullah,”Janganlah kamu meremehkan kebaikan sekecil apapun, sekalipun itu hanya bermuka manis saat berjumpa saudaramu...”
Referensi:
-Candra Nila MUrti Dewojati, Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Penerbit Khalil, Jakarta, 2012
Foto ilustrasi: google
Profilpenulis:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan,  diantaranya “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar, Istri Bahagia, Ayat-ayat Tolak  Derita dan masih banyak lainnya  , sekitar 15 antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalamcandranilamurti@gmail.com, atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih wanita yang digawanginya.
Artikel ini bermanfaat berbagi dengan sahabat Anda
Rasulullah Tak Menyukai Umatnya Bermuka Masam - Majalah Ummi Online
http://www.ummi-online.com/rasulullah-tak-menyukai-umatnya-bermuka-masam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar