Fakta Lailatul Qadar: Malaikat Turun Ke Bumi
Fakta Lailatul Qadar: Malaikat turun ke bumi.Simak selengkapnya…
Sahabat Ummi, Ramadhan yang telah merambat mendekati pertengahan bulan memang pada dasarnya merupakan peringatan pada kita untuk tidak bersantai-santai saja menjalani ibadah puasa tanpa ada peningkatan seperti tahun-tahun sebelumnya. Keberadaan Laitatul Qadar yang sangat misterius namun ada dan nyata tak banyak coba digapai oleh umat Islam yang sedang menjalani Ramadhan. Padahal jika tahu, nilai satu hari itu sama dengan seribu bulan hingga keberkahannya, memang sangat mengusik untuk didekati, digapai dan didekap karena malam itu adalah malam yang teramat luarbiasa!
Apalagi satu fenomena istimewa yang tak bisa dilihat secara nyata, namun memang bisa dirasakan kehadirannya adalah, kedatangan para malaikat yang jumlahnya teramat sangat banyak yang berbondong-bondong turun ke bumi dengan memenuhi dua pertiga alam jagad raya, hingga langit terasa sesak, bagaimana bisa mereka datang pada saat bersamaan ke dunia ini?
Bahkan Hadist Riwayat Thayalisi dalam Musnadnya no.2545 juga Ahmad II/592 dan Ibnu Khuzaimimah dalam shahihnya II/223 menyebutkan
“Lailatul qadar itu pada malam27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil” Juga terlihat dalam Surat Al Qadr [97] ayat 4:
“pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Mengapa banyak malaikat yang turun kala lailatul qadar datang? Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, banyaknya malaikat yang turun saat itu, dikarenakan banyaknya barakah dari malam lailatul qadar ini. Mereka turun bersamaan dengan turunnya barakah dan rahmat Allah, sebagaimana mereka hadir di waktu-waktu seperti ketika al-Qur’an dibacakan, mereka mengelilingi majelis-maajelis dzikir, dan bahkan pada waktu itu disinyalir sayap-sayap para malaikat diletakkan pada para penuntut ilmu yang dengan segenap hati melakukan tugasnya. Hal ini dikarenakan sebagai penghormatan untuk mereka.
Bagaimana dengan tanda-tanda lailatul qadar yang sering didengungkan kelompok musik “Bimbo”, seperti angin yang sepoi-sepoi atau malah berhenti berhembus, margasatwa tak berbunyi dan gunung-gunung menahan nafasnya, ternyata hanya sebagai makna simbolis saja, dimana keheningan, kesyahduan ataupun ada rasa pasrah menyelinap, hati yang terasa nyaman, rindu yang meronta-ronta pada Sang Pencipta Alam ini.
Keberadaan malaikat ini sungguh bukan hanya sekedar rumor , karena tertera dari Anas ra yang berkata, Rasulullah bersabda: “Pada malam lailatul qadar, malaikat Jibril as, turtun kedunia dengan sekumpulan malaikat lainnya, lalu berdoa memohonkan rahmat untuk berdzikir kepada Allah..” (HR Baihaqi Syu’abul Iman).
Menurut hadist riwayat ini, terjadi percakapan antara malaikat dan Allah yang menanyakan apa yang patut diberikan kepada umat yang telah menyempurnakan pekerjaannya. Pekerjaan yang dimaksud tentulah kerja keras mereka dalam menghidupkan ramadhan yang penuh berkah dengan segala macam amalan yang telah dituntunkan oleh Nabi-Nya, dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan dan hanya mengharapkan ridha Allah semata.
Lalu, bagaimana dengan nasib mukmin yang tak antusias terhadap kehadiran lailatul qadar ini? Tentu kerugian tiada tara, karena Allah akan berikan ganjaran berupa pahala secara penuh untuk umat yang tak hanya sekedar melakukan ibadah ramadhan ini sebagai aktivitas rutinitas yang selalu berulang tiap tahun, namun berupaya untuk memperbaiki diri, instropeksi sedalam-dalamnya dengan apa yang dilakukannya setahun penuh, dengan meningkatkan ibadah, perbanyak sedekah dan meminimalisasikan keburukan-keburukan yang selalu dilakukan sepanjang tahun, bermunajad meminta maaf kepada Allah atas dosa-dosa yang dilakukannya.
Kemudian mencari keberadaan lailatul qadar dan para malaikat-Nya pada malam hari nan syahdu. Dan menyempurnakan kewajiban puasanya lalu bergegas beranjak melakukan shalat idhul fitri dilapangan. Dimana orang-orang beriman meninggikan suara untuk berdoa. Sehingga Allah berkenan dengan bersumpah untuk mengabulkan doa-doa umat pilihannya ini. Dan Allah pun berkenan menghapus dosa-dosa dan menggantikan keburukan-keburukan umat-Nya dengan kebaikan.
Imam Al-Ghazali menyatakan jika kehadiran malaikat yang mendekati manusia itu diberikan ilustrasi oleh Syaikh Muhammad Abduh sebagai berikut, setiap orang itu merasakan dalam dirinya dua bisikan, yakni bisikan baik dan buruk. Dan bukan tak mungkin seringkali terjadi pertentangan antara keduanya. Hingga seringkali kedua bisikan itu malah merecoki manusia untuk menerima atau menolak atau bahakan mencegah hingga tibalah ‘sidang’ yang memutuskan sesuatu. Lalu, siapakah yang bertugas membisikan kebaikan? Tentu malaikat-lah tugasnya dan yang membisikan keburukan tak lain dan tak bukan adalah malaikat, agar manusia terjerembab kedalam dosa.
Dan apa sebenarnya tugas para malaikat pada malam lailatul qadar itu? Tentu menemui para umat yang sudah siap lahir batin untuk menyambut ramadhan ini bukan dengan hal yang amburadul atau asal-asalan, namun persiapkan dengan sebaik-baiknya. Hingga orang-orang yang sangat siap menyambut lailatul qadar ini dalam jiwanya akan senantiasa tentram, aman dan nyaman karena selalu disertai malaikat sepanjang hari hingga mendorongnya untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan dalam tubuhnya, jiwanya merasakan kedamaian yang luarbiasa sampai terbit fajar! Bahagianya umat yang menerima kehadiran malaikat sepanjang malam dan merasakan perasaan nyaman damai dan sejahtera sampai terbit subuh!
Umat pilihan-Nya yang mendapatkan lailatul qadar dan disertai para malaikat yang berdengung dan bertasbih menyebut Asma-Nya akan terlihat bagai orang baru dengan jiwa yang terbasuh nikmat Illahiyah yang tiada batasnya. Penerima lailatul qadar terlihat tak akan berhenti melakukan kebaikan-kebaikan dalam jangka waktu pendek saja, karena pada dasarnya ia akan menginspirasi banyak umat untuk melakukan hal-hal positif lainnya. Ia akan menjadi pioneer yang ikut menerangi kehidupan ini sampai di hari kemudian kelak. Terbukti, jika para malaikat turun ke bumi saat lailatul qadar memang bukan isapan jempol. Maka tunggu apa lagi, gapailah ia karena pada dasarnya ia amat dekat.
Referensi:
-Candra Nila Murti Dewojati, Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar, Penerbit Qibla, 2014
Profil penulis:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan, diantaranya “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar, Istri Bahagia, Ayat-ayat Tolak Derita dan masih banyak lainnya , sekitar 15 antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalam candranilamurti@gmail.com, atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih wanita yang digawanginya.
Sahabat Ummi, Ramadhan yang telah merambat mendekati pertengahan bulan memang pada dasarnya merupakan peringatan pada kita untuk tidak bersantai-santai saja menjalani ibadah puasa tanpa ada peningkatan seperti tahun-tahun sebelumnya. Keberadaan Laitatul Qadar yang sangat misterius namun ada dan nyata tak banyak coba digapai oleh umat Islam yang sedang menjalani Ramadhan. Padahal jika tahu, nilai satu hari itu sama dengan seribu bulan hingga keberkahannya, memang sangat mengusik untuk didekati, digapai dan didekap karena malam itu adalah malam yang teramat luarbiasa!
Apalagi satu fenomena istimewa yang tak bisa dilihat secara nyata, namun memang bisa dirasakan kehadirannya adalah, kedatangan para malaikat yang jumlahnya teramat sangat banyak yang berbondong-bondong turun ke bumi dengan memenuhi dua pertiga alam jagad raya, hingga langit terasa sesak, bagaimana bisa mereka datang pada saat bersamaan ke dunia ini?
Bahkan Hadist Riwayat Thayalisi dalam Musnadnya no.2545 juga Ahmad II/592 dan Ibnu Khuzaimimah dalam shahihnya II/223 menyebutkan
“Lailatul qadar itu pada malam27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil” Juga terlihat dalam Surat Al Qadr [97] ayat 4:
“pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.”
Mengapa banyak malaikat yang turun kala lailatul qadar datang? Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya mengatakan, banyaknya malaikat yang turun saat itu, dikarenakan banyaknya barakah dari malam lailatul qadar ini. Mereka turun bersamaan dengan turunnya barakah dan rahmat Allah, sebagaimana mereka hadir di waktu-waktu seperti ketika al-Qur’an dibacakan, mereka mengelilingi majelis-maajelis dzikir, dan bahkan pada waktu itu disinyalir sayap-sayap para malaikat diletakkan pada para penuntut ilmu yang dengan segenap hati melakukan tugasnya. Hal ini dikarenakan sebagai penghormatan untuk mereka.
Bagaimana dengan tanda-tanda lailatul qadar yang sering didengungkan kelompok musik “Bimbo”, seperti angin yang sepoi-sepoi atau malah berhenti berhembus, margasatwa tak berbunyi dan gunung-gunung menahan nafasnya, ternyata hanya sebagai makna simbolis saja, dimana keheningan, kesyahduan ataupun ada rasa pasrah menyelinap, hati yang terasa nyaman, rindu yang meronta-ronta pada Sang Pencipta Alam ini.
Keberadaan malaikat ini sungguh bukan hanya sekedar rumor , karena tertera dari Anas ra yang berkata, Rasulullah bersabda: “Pada malam lailatul qadar, malaikat Jibril as, turtun kedunia dengan sekumpulan malaikat lainnya, lalu berdoa memohonkan rahmat untuk berdzikir kepada Allah..” (HR Baihaqi Syu’abul Iman).
Menurut hadist riwayat ini, terjadi percakapan antara malaikat dan Allah yang menanyakan apa yang patut diberikan kepada umat yang telah menyempurnakan pekerjaannya. Pekerjaan yang dimaksud tentulah kerja keras mereka dalam menghidupkan ramadhan yang penuh berkah dengan segala macam amalan yang telah dituntunkan oleh Nabi-Nya, dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan dan hanya mengharapkan ridha Allah semata.
Lalu, bagaimana dengan nasib mukmin yang tak antusias terhadap kehadiran lailatul qadar ini? Tentu kerugian tiada tara, karena Allah akan berikan ganjaran berupa pahala secara penuh untuk umat yang tak hanya sekedar melakukan ibadah ramadhan ini sebagai aktivitas rutinitas yang selalu berulang tiap tahun, namun berupaya untuk memperbaiki diri, instropeksi sedalam-dalamnya dengan apa yang dilakukannya setahun penuh, dengan meningkatkan ibadah, perbanyak sedekah dan meminimalisasikan keburukan-keburukan yang selalu dilakukan sepanjang tahun, bermunajad meminta maaf kepada Allah atas dosa-dosa yang dilakukannya.
Kemudian mencari keberadaan lailatul qadar dan para malaikat-Nya pada malam hari nan syahdu. Dan menyempurnakan kewajiban puasanya lalu bergegas beranjak melakukan shalat idhul fitri dilapangan. Dimana orang-orang beriman meninggikan suara untuk berdoa. Sehingga Allah berkenan dengan bersumpah untuk mengabulkan doa-doa umat pilihannya ini. Dan Allah pun berkenan menghapus dosa-dosa dan menggantikan keburukan-keburukan umat-Nya dengan kebaikan.
Imam Al-Ghazali menyatakan jika kehadiran malaikat yang mendekati manusia itu diberikan ilustrasi oleh Syaikh Muhammad Abduh sebagai berikut, setiap orang itu merasakan dalam dirinya dua bisikan, yakni bisikan baik dan buruk. Dan bukan tak mungkin seringkali terjadi pertentangan antara keduanya. Hingga seringkali kedua bisikan itu malah merecoki manusia untuk menerima atau menolak atau bahakan mencegah hingga tibalah ‘sidang’ yang memutuskan sesuatu. Lalu, siapakah yang bertugas membisikan kebaikan? Tentu malaikat-lah tugasnya dan yang membisikan keburukan tak lain dan tak bukan adalah malaikat, agar manusia terjerembab kedalam dosa.
Dan apa sebenarnya tugas para malaikat pada malam lailatul qadar itu? Tentu menemui para umat yang sudah siap lahir batin untuk menyambut ramadhan ini bukan dengan hal yang amburadul atau asal-asalan, namun persiapkan dengan sebaik-baiknya. Hingga orang-orang yang sangat siap menyambut lailatul qadar ini dalam jiwanya akan senantiasa tentram, aman dan nyaman karena selalu disertai malaikat sepanjang hari hingga mendorongnya untuk melakukan kebaikan-kebaikan dan dalam tubuhnya, jiwanya merasakan kedamaian yang luarbiasa sampai terbit fajar! Bahagianya umat yang menerima kehadiran malaikat sepanjang malam dan merasakan perasaan nyaman damai dan sejahtera sampai terbit subuh!
Umat pilihan-Nya yang mendapatkan lailatul qadar dan disertai para malaikat yang berdengung dan bertasbih menyebut Asma-Nya akan terlihat bagai orang baru dengan jiwa yang terbasuh nikmat Illahiyah yang tiada batasnya. Penerima lailatul qadar terlihat tak akan berhenti melakukan kebaikan-kebaikan dalam jangka waktu pendek saja, karena pada dasarnya ia akan menginspirasi banyak umat untuk melakukan hal-hal positif lainnya. Ia akan menjadi pioneer yang ikut menerangi kehidupan ini sampai di hari kemudian kelak. Terbukti, jika para malaikat turun ke bumi saat lailatul qadar memang bukan isapan jempol. Maka tunggu apa lagi, gapailah ia karena pada dasarnya ia amat dekat.
Referensi:
-Candra Nila Murti Dewojati, Strategi Jitu Meraih Lailatul Qadar, Penerbit Qibla, 2014
Profil penulis:
Candra Nila Murti Dewojati, ibu rumahtangga dengan 3 orang anak ini menyukai dunia penulisan dalam 5 tahun terakhir ini. Sudah 10 buku Solo yang dihasilkan, diantaranya “Masuk Surga Walau Belum Pernah Shalat, Panjangkan Umur dengan Silaturahmi, 202 tanya Jawab Fikih Wanita, Strategi jitu meraih Lailatul Qadar, Istri Bahagia, Ayat-ayat Tolak Derita dan masih banyak lainnya , sekitar 15 antologi juga telah ditulisnya bisa dijumpai dalam candranilamurti@gmail.com, atau Cahaya Istri Sholehah (CIS) di FB, sebuah Grup tertutup mengenai Fikih wanita yang digawanginya.
Artikel ini bermanfaat berbagi dengan sahabat Anda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar