Sabtu, 20 Juni 2015

Temukan Gairah dalam Diri

Temukan Gairah dalam Diri - Majalah Ummi Online

Sample ImageOleh: Jillian Widjaja (*Konsultan di Lembaga Konsultasi SDM EXPERD)
Tak bergairah saat melakukan aktivitas? Bisa jadi karena Anda belum menemukan passion Anda. Lalu, bagaimana menemukannya?
Passion dalam ilmu psikologi lebih dikenal sebagai salah satu komponen pembentuk cinta (Stenberg, R.J, 1988). Ada ungkapan “do what you love and love what you do”, bahwa saat  kita melakukan apa yang kita cintai dan mencintai apa yang kita lakukan, maka kita dapat merasakan kegairahan (passion) di dalamnya.
Seorang ahli psikologi sosial, Vallerand (2003), mendefinisikan passion sebagai  kecenderungan kuat seseorang untuk melakukan suatu aktivitas sebagai pernyataan dirinya. Dikaitkan dengan konteks passion dalam pekerjaan, maka seseorang menyatakan diri melalui pekerjaannya.
EKSPLORASI
Eksplorasi merupakan kata kunci dalam menemukan passion yang ada di dalam diri Anda. Bagaimana cara mengekplorasinya? Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini:
  • Pada saat apakah Anda lupa waktu karena terlalu asyik mengerjakan sesuatu?
  • Pada saat melakukan hal-hal apa saja Anda merasa bahagia sehingga ingin mengulang kembali hal itu?
  • Aktivitas apa yang lama menetap dalam diri Anda dan tetap Anda nikmati sampai saat ini?
Bila jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu belum Anda temukan, maka cobalah aktivitas-aktivitas baru yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Semakin sering Anda menelaah aktivitas yang Anda nikmati, semakin banyak bagian diri Anda yang muncul dan Anda belum temukan sebelumnya.
Menemukan passion adalah sebuah proses, jadi tidak usah terburu-buru menyimpulkan bahwa aktivitas yang baru sekali dilakukan adalahpassion Anda, atau menyimpulkan bahwa Anda tidak memiliki passion terhadap hal apa pun karena memang belum menemukannya. Tetaplah terbuka dengan berbagai kemungkinan sampai Anda yakin bahwa itu adalah passionAnda.
TANTANGAN
Memang tak selalu mudah menemukan apa yang menjadi gairah diri. Bahkan pada saat sudah menemukannya pun bisa jadi Anda tak bisa mewujudkannya. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi, antara lain:
Jangan merasa bahwa pada passion Anda, sudah semestinya Anda berprestasi, misalnya dengan menjadi juara, mendapat penghargaan dan sebagainya. Arah passion lebih kepada “I feel good when…”, yaitu Anda menikmati saat melakukannya. Bukan “I’m good at…”, yaitu Anda mahir melakukannya. Teruslah berlatih, maka akan terlihat kemajuannya. Jika tidak, jadikanlah kegiatan itu sebagai sebuah hobi yang menghibur.
  • Tak menjadi sandaran hidup
Bisa jadi apa yang menjadi passion Anda ternyata tak bisa dijadikan sandaran hidup. Harus ditanyakan kepada diri Anda, apakah yang Anda harapkan saat mewujudkan passion Anda? Bila sekadar kesenangan semata, aktivitas itu dapat Anda lakukan pada waktu luang. Sementara bila Anda mendambakan kesuksesan finansial dari aktivitas yang menjadi passion Anda tersebut, maka perlu Anda gali permasalahan dan cari solusinya agar aktivitas tersebut bisa menghasilkan uang.
  • Telanjur bekerja pada bidang yang tak sepenuhnya disukai
Hal apa yang tidak Anda sukai dari pekerjaan Anda? Seberapa besar pula pengaruh rasa tak suka itu terhadap konsekuensi negatif, seperti merasa jenuh, tak semangat, performa buruk, dan hal-hal lain yang menghambat karier? Bila konsekuensi negatif itu semakin besar, maka Anda memiliki dasar kuat untuk mencari pekerjaan di bidang lain yang lebih Anda sukai. Namun, sebaiknya konsultasikan dulu masalah tersebut pada pihak yang berkompeten. Bisa jadi penyebabnya bukan karena masalah passion.
  • Upaya menemukan gairah di usia menua
Karena menemukan passion adalah sebuah proses, bisa jadi sampai usia yang tidak lagi muda seseorang belum juga menemukanpassion-nya. Tentu tak ada larangan bagi orang yang sudah tua untuk menemukan passion-nya. Ini tergantung dari seberapa penting bagi seseorang untuk menemukan passion karena tidak semua orang merasa memiliki keharusan untuk mewujudkannya.
Pilihan untuk mengikuti atau tidak passion Anda terhadap kebahagiaan Anda ditentukan oleh kemampuan Anda mengelola konflik yang mungkin muncul dan konsekuensinya. Mungkin Anda lebih merasa bahagia bekerja sebagai penulis dongeng dan berhenti dari pekerjaan Anda sebagai jurnalis yang sering kali membuat Anda tertekan dengan deadline walaupun pemasukan Anda menurun. Itu adalah pilihan Anda mengikuti atau melupakan passion, mana yang lebih membuat Anda bahagia?
Bekerja dengan “Passion”
Perasaan menyenangkan saat melakukan pekerjaan yang Anda sukai akan memunculkan perasaan positif. Anda tidak akan merasa pekerjaan tersebut sebagai suatu beban. Dengan perasaan positif, maka Anda akan:
1. Lebih produktif dalam bekerja
Dengan perasaan senang Anda akan bekerja dengan penuh semangat dan terus berusaha melakukan yang terbaik. Tanpa Anda sadari akan memacu diri untuk bekerja lebih giat untuk menghasilkan hal-hal baru, bahkan inovatif.
2. Lebih terikat dengan pekerjaan
Saat melakukan pekerjaan yang Anda cintai, pasti tak akan ada keterpaksaan. Akan selalu ada hal-hal menarik yang semakin membuat Anda mencintai pekerjaan. Lalu timbullah  perasaan terikat karena kecocokan tersebut. Dengan demikian, akan sulit untuk meninggalkan pekerjaan yang sudah menjadi bagian dari diri Anda.
3. Berkontribusi dengan lebih bermakna
Bagian mendalam yang muncul dari proses menemukan passion dalam bekerja adalah sebuah pemaknaan kontribusi diri bagi orang lain, yakni melakukan sharing melalui hasil kerja Anda. Misalnya, bagi seorang perawat atau dokter ia merasa bermanfaat bagi orang lain dengan memberi pertolongan medis dan hal-hal lain untuk meningkatkan kualitas kesehatan banyak orang. Atau seorang ahli IT yang menciptakan sistem yang dapat mempermudah pekerjaan orang lain.
Artikel ini bermanfaat berbagi dengan sahabat Anda
Temukan Gairah dalam Diri - Majalah Ummi Online
http://www.ummi-online.com/temukan-gairah-dalam-diri.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar