Rabu, 25 Maret 2015

Menyulap Rumah Minimalis Seluas Rumah Surga

Menyulap Rumah Minimalis Seluas Rumah Surga

25 Maret 2015 | Dibaca : 38 Kali | Rubrik : Ragam


Sample Image
Sahabat Ummi, Baiti jannati alias Rumahku Surgaku. Woow... bahagianya ya jika kita memiliki rumah seluas dan seindah surga.
Rasulullah SAW pernah mengatakan ada 4 kebahagiaan seseorang di dunia antara lain: kendaraan yang nyaman, istri shalihah, tetangga yang baik dan rumah yang luas.
Rumah yang luas tentunya menyenangkan penghuninya, karena memberikan nuansa kelapangan. Siapapun menginginkannya.
Nah masalahnya, di jaman serba mobile ditambah biaya beban hidup yang senantiasa membubung tinggi. Orang rama-ramai mengikuti tren rumah bergaya minimalis.  Walaupun rumah minimalis asal-usulnya lebih mengarah ke gaya hidup.
Namun sekarang istilah minimalis identik dengan rumah solusi  lahan sempit.  Rumah minimalis dengan konstruksi 2 atau 3 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur  dan kamar mandi.  Rumah ini juga digambarkan serba simple, tidak banyak asesoris, hanya memuat sesuatu yang benar-benar dibutuhkan sehari-hari dan tentunya multifungsi.
Belum lagi gaya penghuninya yang sibuk wira wiri.  Itulah gaya minimalis yang banyak dianut masyarakat kota karena keterbatasan lahan.
Bisakah menjadikan rumah kecil kita yang bergaya minimalis itu  menjadi seluas surga Allah?
Jadi teringat film zaman tahun 1980-an dengan judul “Little House on the Prairie”.Rumah kecil di atas padang rumput.  Menggambarkan sebuah keluarga yang bahagia meski hidup sederhana dalam sebuah rumah kecil dengan latar belakang keluarga petani.
Film ini pun kemudian menginspirasi sineas Indonesia, yang membesut sebuah tontonan drama keluarga berjudul “Rumah Masa Depan” yang tayang di TVRI pada dekade yang sama. 
Yang ingin dikedepankan dari 2  film ini adalah rumah kecil sederhana, tapi mampu menjadi rumah pembinaan karakter atau akhlak mulia buat keluarga. Anak-anak tumbuh dalam kebahagiaan sebuah keluarga sehingga betah dan terasa tinggal di surga.
Nah… Sahabat Ummi, dalam Islam sendiri sebuah rumah memiliki 3 fungsi pokok. Fungsi rumah yang pertama yaitu sebagai baiti atau tempat berteduh dari panas, dingin maupun ancaman fisik lainnya.
Kedua, sebagai manzil artinya tempat beristirahat. Para suami setelah bekerja seharian pasti ingin cepat-cepat pulang ke rumah dalam rangka istirahat. Seakan hilang penat disekujur badan jika sudah sampai di rumah yang bersih dan tenang.
Ketiga, fungsi rumah adalah sebagai maskan, atau tempat yang menentramkan jiwa. Ada rumah para keluarga yang hanya berfungsi salah satunya saja, atau dua bahkan Alhamdulillah ada yang bisa merasakan ketiga fungsi rumah sekaligus.  Tentu saja itu yang diharapkan.
Bagaimana cara menyiasati rumah minimalis agar terasa seluas samudera dan seindah surga? Deuuuh… untuk menerapkannya kita mesti tahu dulu apa dan bagaimana rumah Islami itu?
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW menggambarkan rumah Islami dengan  rumah yang luas menurut beliau memberi aura luas bagi penghuninya karena sering didatangi malaikat, dijauhi setan dan dibanjiri kebaikan.
Wow… jadi pengertiannya bukan sekadar perkara panjang kali lebar sama dengan luas bukan? Coba simaklah nashnya berikut ini.
“Sesungguhnya rumah itu akan terasa luas bagi penghuninya, akan di datangi malaikat, dijauhi setan, dan akan dibanjiri pula kebaikan di dalamnya. Sebaliknya, rumah itu akan terasa sempit bagi penghuninya, akan dijauhi malaikat, dan akan didatangi setan serta tidak akan banyak kebaikan di dalamnya, jika tidak dibacakan al-Qur`an. (hadits Riwayat Ad-Darimi).
Hadits itu menjelaskan bahwa ciri rumah Islami adalah:
1.Rumah yang senantiasa diperdengarkan Al Quran
Rumah yang diberkahi Allah adalah yang terbiasa memperdengarkan Al Quran terutama tilawah langsung para penghuninya bukan sekedar  dari kaset lalu dibunyikan begitu saja. Walaupun ini juga hal yang bagus ketimbang memperdengarkan lagu-lagu yang tidak jelas.
Membaca Al Quran memang harus menjadi kebiasaan seluruh anggota keluarga.  Ala bisa karena biasa.  Kalau tidak dibiasakan takkan timbul suatu kebutuhan. 
Jangan terlewat 1 hari pun rumah lengang tanpa bacaan Al Quran.  Sahabat Ummi harus rajin meminta suami atau anak untuk tilawah di rumah jika kebetulan sedang berhalangan atau haid.
Bisa dikatakan membaca Al-Qur`an adalah sumber pahala yang paling gampang dan cara cerdas mengharap rahmat Allah SWT.
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur`an, baginya satu pahala dan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. ‘Alif laam miim’ itu bukan satu huruf, namun alif satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.” (Riwayat Tirmidzi)
2.Rumah yang penghuninya terbiasa sholat
Rasulullah mengingatkan kita agar tidak menjadikan rumah seperti kuburan. Yakni sepi, lengang dan menyeramkan karena tidak ada tanda-tanda kehidupan.
“Jadikan shalatmu di rumah, jangan jadikan rumahmu seperti kuburan.” 
Untuk Sahabat Ummi, rumah adalah istananya untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Bagi para suami, diingatkan juga untuk membiasakan sholat sunah di rumah.
Sedangkan sholat wajib berjamaah di masjid.  Sholat sunah yang diutamakan di rumah adalah sholat tahajud dan sholat dhuha.
3.Rumah yang penghuninya terbiasa berdoA
Doa memiliki bermacam fungsi salah satunya adalah sebagai senjata, yakni perlindungan diri dari gangguan setan.  Karenanya  banyak kita kenal doa-doa harian yang diucapkan dalam teritori rumah.
Doa masuk dan keluar rumah, doa masuk dan keluar dari kamar mandi, doa sebelum dan sesudah tidur, doa bercermin, doa pakai baju baru, doa ketika suami istri hendak berjima’ hingga doa mandi besar.
Subhanallah tiada hari tanpa doa di rumah.  Mudah-mudahan ini upaya kita untuk melindungi rumah dan penghuninya dari jangkauan setan.
Nah, bagaimana dengan cara mencari keberkahan rumah seperti hadits Rasulullah di atas yakni “dibanjiri kebaikan”?
Sahabat Ummi, istilah berkah itu memiliki 2 makna yakni langgeng atau berkelanjutannya kebaikan dan yang kedua berkembang atau bertambahnya kebaikan.  Jadi jika ingin rumah kita berkah maka sebagai penghuninya kita harus memaksimalkan fungsi rumah untuk kebaikan bersama.
Sebaiknya jangan menolak jika kita mendapat giliran tempat untuk mengaji di rumah. Karena insya Allah adanya majlis dzikrullah akan mengundang para malaikat ikut hadir di dalamnya.  Demikian pula adanya perpustakaan rumah atau aktivitas sosial lainnya yang memberi kesempatan tetangga atau anak-anak berkunjung ke rumah.
Insya Allah rumah pun jadi berkah karena sebagai salah satu wasilah penghubung silaturrahim.  Karenanya sebuah rumah tak perlu dipagari tinggi-tinggi yang membuat orang lain sungkan untuk masuk ke dalamnya.  Banyak tetangga berkunjung berarti banyak kebaikan, Insya Allah.
Kelapangan sebuah rumah tidak semata-mata diukur dari luas areanya melainkan kelapangan hati dan jiwa  penghuninya yang saling berkasih sayang, saling menghormati satu sama lain.
Jika hati sudah saling berkait maka ketika jauh akan terasa saling merindukan untuk berkumpul bersama. Karena rumah dan keluarga sudah menjadi pelabuhan hati tempatnya berteduh dan bersandar untuk mendapatkan ketentraman. Itulah makna surga sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar